Rabu, 24 Apr 2024
  • Selamat datang di website MIN 1 Kota Madiun, Madrasah Negeri Unggulan dan Berprestasi.

MENGUSUNG TEMA APIK MEMBAWA MIN 1 KOTA MADIUN MENJADI JUARA 1 PAWAI TA’ARUF 1 MUHARRAM 1441 H

MENGUSUNG TEMA APIK MEMBAWA MIN 1 KOTA MADIUN MENJADI JUARA 1 PAWAI TA’ARUF 1 MUHARRAM 1441 H

Dalam pawai ta’aruf menyambut Tahun Baru Umat Islam 1 Muharram 1441 H, minggu (01/09) MIN 1 Kota Madiun memberikan suguhan yang unik dan menarik. MIN 1 Kota Madiun mengusung tema budaya lokal yaitu “Syiar Islam melalui kesenian dongkrek”. Siswa-siswi MIN 1 Kota Madiun menampilkan penampilan terbaiknya dengan pasukan berjumlah 125 anak. Dalam pawai ta’aruf ini, MIN 1 Kota Madiun menampilkan sosok-sosok kyai yang menggambarkan bahwa Islam hadir membawa pencerahan. Di belakangnya merupakan barisan para santri yang mengibarkan bendera, menunjukkan bahwa Islam berkembang dan berkibar. Di belakang barisan para santri merupakan rombongan Dongkrek. Dongkrek merupakan sebuah fragmen tarian untuk mengusir wabah dan pagebluk. Keempat gendruwo adalah simbol pagebluk yang berasal dari hawa nafsu manusia. Islam datang membimbing manusia untuk dapat mengusir pagebluk dan mengendalikan hawa nafsu. Rute dalam pawai ta’aruf ini dimulai dari Jalan Alun-alun Barat – Jl. Kolonel Marhadi – Jl. Jendral Sudirman – Jl. Sutomo – Jl. Jawa – Jl. Pahlawan dan finish didepan Balai Kota Madiun. MIn 1 Kota madiun mendapatkan urutan ke 5 dan berangkat pukul 07.00-10.00 WIB.

Siswa-siswi Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Kota Madiun turut serta dalam memeriahkan dan menyemarakkan Pawai Ta’aruf 1 Muharram 1441 H.  Sebagai sebuah lembaga yang bergerak dalam bidang pendidikan Islam, MIN 1 Kota Madiun turut serta membangun peradaban Islam di wilayah Madiun. Tentu hal tersebut bukan sebuah pekerjaan mudah karena membutuhkan proses dan juga penyesuaian, mengingat Islam berasal dan lahir bukan dari budaya Indonesia. Terlebih Indonesia mempunyai berbagai macam budaya yang sudah berakar kuat dalam kehidupan masyarakat. Namun, Islam adalah agama Rahmatan Lil Alamin, yang merupakan prinsip utama Islam sebagai agama yang mengayomi dan merangkul semua pihak.

Telah terbukti dalam sejarah, semenjak masuk ke Indonesia, Islam telah berdialog dengan kebudayaan. Keduanya saling membentuk dan menghasilkan suatu corak keagamaan tradisional yang harmonis dengan lingkungan maupun budaya sekitar. Agama bersifat “suci”, sementara kebudayaan bersifat “manusiawi” yang mana ketika dipraktekkan dalam kehidupan bermasyarakat keduanya tidak dapat dipisahkan. Dan kebudayaan merupakan sarana yang efektif dalam syiar Islam.

Pada Pawai ta’aruf ini, MIN 1 Kota Madiun menampilkan akulturasi budaya antara Islam dan Dongkrek. Dongkrek lahir  dimaksudkan sebagai tolak balak atas pagebluk dan wabah ganas yang menelan banyak korban di Desa Mejoyo atau Mejayan. Tarian ini tercipta pada masa kepemimpinan Raden Ngabehi Lo Prawiro Dipuro. Raden Prawirodipuro mendapat wangsit, bahwa untuk menyelamatkan warganya dari pagebluk yang melanda desa, maka dibuatlah tarian yang menggambarkan fragmentasi pengusiran roh jahat / genderuwo pembawa pagebluk.

MIN 1 Kota Madiun dengan Suguhan apik nan menarik dengan menampilkan sosok-sosok kyai yang menggambarkan bahwa Islam hadir membawa pencerahan. Di belakangnya merupakan barisan para santri yang mengibarkan bendera, menunjukkan bahwa Islam berkembang dan berkibar. Di belakang barisan para santri merupakan rombongan Dongkrek. Dongkrek merupakan sebuah fragmen tarian untuk mengusir wabah dan pagebluk. Keempat gendruwo adalah simbol pagebluk yang berasal dari hawa nafsu manusia. Islam datang membimbing manusia untuk dapat mengusir pagebluk dan mengendalikan hawa nafsu.

Seiring dengan pesatnya ajaran Islam, Dongkrek mulai disesuaikan dan dimodifikasi. Jika pada mulanya Dongkrek identik dengan ritual dan klenik, kini mulai ditujukan hanya untuk hiburan dan pentas yang lebih menekankan pada kekayaan bangsa dan keberagaman budaya di Indonesia.

Cerita yang dibawakan adalah mengenai bagaimana Islam datang bukan untuk menghilangkan budaya daerah, namun menyesuaikannya agar para pelaku budaya tidak terjerumus pada perbuatan yang syirik dan menjauhkan dari nilai-nilai agama. Bahkan syiar Islam dapat dilakukan melalui budaya, sehingga tontonan bukan hanya sekedar tontonan namun juga dapat menjadi tuntunan bagi masyarakat. Karena sesungguhnya Islam adalah Rahmatan Lil Alamin.

“Sungguh luar biasa, dengan semangat dan rasa optimis MIN 1 Kota Madiun bisa menyabet Juara 1 Pawai Ta’aruf 1 Muharram 1441 H. Capaian prestasi yang patut dibanggakan di awal Tahun 1441 hijriyah. Diawali dengan sesuatu yang baik semoga kedepannya selalu bisa menjadi yang terbaik” Ungkap Bapak Hendro selaku Ketua Panitia Pawai. “Mulai dari pembuatan properti yang melalui proses yang luar biasa. Alhamdulillah, dengan buah kerja keras para tim panitia pawai dan seluruh keluarga besar MIN 1 Kota Madiun yang totalitas sungguh terbayarkan dengan capaian hasil terbaik.” Sambung Bapak Hendro. Semoga MIN 1 Kota Madiun menjadi Madrasah pilihan masyarakat yang bisa mewujudkan siswa berakhlak rabbani, berprestasi dan berwawasan lingkungan. (EM)

KELUAR