Jumat, 19 Apr 2024
  • Selamat datang di website MIN 1 Kota Madiun, Madrasah Negeri Unggulan dan Berprestasi.

MIN 1 KOTA MADIUN SABET JUARA 2 DALAM PAWAI TA’ARUF 1440H

MIN 1 KOTA MADIUN SABET JUARA 2 DALAM PAWAI TA'ARUF 1440H

Kota Madiun (MIN 1) – Marhaban ya Muharram. Selamat tahun baru Islam 1440 H. Dengan semangat Tahun Baru Islam 1 Muharram 1440 Hijriah, Selasa (11/09) siswa-siswi Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 (MIN 1 Kota Madiun)  atau yang dulu dikenal dengan MIN Demangan berhasil menyabet Juara 2 Pawai Ta’aruf yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Madiun dalam rangka menyambut tahun baru Islam 1440 H. Acara pawai ta’aruf dimulai pukul 07.00-s/d. dengan rute berstart di depan Masjid agung Baitul Hakim Kota Madiun dan finish di depan Balai Kota Madiun. Kurang lebih sekitar 80 siswa diterjunkan dalam semarak pawai ta’aruf tahun ini.

MIN 1 Kota Madiun mengambil tema  “membangun peradaban Islam di wilayah Madiun melalui bidang pendidikan yakni dengan meneladani perjuangan  syiar Islam para kyai dan santri terdahulu, diantara nya yaitu ada  Kyai Reksa Gati, Kyai Ageng Anom Besari dan Kyai Ageng Basyariah beserta barisan para santriwan santriwati yang semangat dalam menimba ilmu agama Islam”. Kepemimpinan Kyai Rekso gati sangat berpengaruh dan dihormati sehingga namanya dipakai untuk nama desa sekarang yakni Sogaten. Ki Ageng Anom Besari dikenal sebagai Wali Allah, ataupun musafir ia juga dikenal sebagai ki ageng grabahan karena dengan menyamar sebagai penjual gerabah ia bebas untuk bergerak kemana-mana guna menyiarkan Agama Islam. Kyai Ageng Basyariyah (Raden Mas Bagus Harun) yang merupakan penyebar syiar Islam pertama di Sewulan. Meski diasuh dalam keluarga ningrat, RM Bagus Harun lebih banyak menghabiskan masa mudanya untuk nyantri dan menimba ilmu. Beliau dikenal sebagai murid yang alim, cerdas dan tawadhu’.

Dalam pawai ta’aruf ini, MIN1 Kota Madiun menampilkan sosok-sosok kyai sebagai panutan para santri-santrinya. Di belakang para kyai ada barisan para santri yang istiqomah dan semangat dalam menimba ilmu. Santriwati yang membawa payung menunjukkan bahwa ajaran Islam itu meneduhkan dan merangkul berbagai kalangan. Sementara santriwati yang mengibarkan bendera menunjukkan bahwa Islam telah berkembang pesat dan berkibar di bidang pendidikan. MIN 1 Kota Madiun siap melanjutkan perjuangan para kyai dan santri dalam syiar agama Islam khususnya di bidang pendidikan yang mana sesuai dengan motto kami yaitu mencetak siswa – siswi yang “Berakhlak Robbani, Berprestasi dan Berwawasan Lingkungan.”

Suksesor Kyai Reksogati adalah Pangeran Timur yang merupakan anak bungsu dari Sultan Trenggono dan juga adik ipar dari Sultan Hadiwijoyo. Dari Pangeran Timur inilah, Purabaya menjadi sebuah kadipaten/kabupaten dengan kepala pemerintahan yang disebut bupati.

Ki Ageng Anom Besari dikenal sebagai Wali Allah, ataupun musafir ia juga dikenal sebagai ki ageng grabahan, karena ia menyamar sebagi penjual gerabah pada saat masa jaman penjajahan Belanda. Sehingga dengan ia menyamar sebagai penjual gerabah ia bebas untuk bergerak kemana-mana guna menyiarkan Agama Islam.

Kyai Ageng Basyariyah (Raden Mas Bagus Harun) yang merupakan penyebar syiar Islam pertama di Sewulan. Meski diasuh dalam keluarga ningrat, RM Bagus Harun lebih banyak menghabiskan masa mudanya untuk nyantri dan menimba ilmu kepada Kyai Ageng Muhammad Besari (Tegalsari, Ponorogo). Kepada gurunya ini, RM Bagus Harun tidak hanya belajar ilmu syariat dan tauhid, namun juga memperdalam tashawuf khususnya ajaran tarekat Naqsabandiyah,Syaththariyah dan Akmaliyah. Selama berguru kepada Kyai Ageng Muhammad Besari, RM Bagus Harun dikenal sebagai murid yang alim, cerdas dan tawadhu’.

 

Semoga iman Islam kita selalu lebih baik dan baik lagi. Selamat tahun baru Islam 1440H. (HU)

KELUAR